Kendalikan Inflasi, Kutai Timur Jaga Ketahanan Pangan

AksaraKaltim – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman meminta seluruh dinas terkait mengawasi peningkatan inflasi secara signifikan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga ketahanan pangan daerah.

Bupati Ardiansyah menyampaikan, ketahanan pangan adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terjadi inflasi. Maka dari itu, Ardiansyah meminta Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kutim untuk memperhatikan ketersediaan pupuk. Sebagaimana diketahui, kelangkaan dapat membuat hasil pertanian tak maksmial.

“Para petani sangat tergantung dengan pupuk. Ini yang kita khawatirkan, kalau mereka tergantung dengan pupuk. Sementara pupuk sulit didapat, yang bersubsidi pun hanya untuk komoditas tertentu, sementara harga pasar itu tinggi sekali. Maka itu saya minta, kita (Pemkab Kutim) bisa membantu mereka dengan pupuk yang dibutuhkan,” ucap Bupati, ditemui di Kantor Bupati, belum lama ini.

Disamping itu, kondisi hujan dalam beberapa bulan terakhir ini menyebabkan jalan usaha tani rusak. Sehingga menyebabkan petani terkendala membawa keluar hasil pertanian mereka.

“Terkait dengan jalan usha tani, karena kondisi hujan ini banyak yang rusak, sehingga mencari solusi. salah satu contohnya, beberapa hari yang lalu TNI (Kodim 0909/KTM) ingin membantu itu, mudah-mudahan kerjasama ini bisa membantu para petani kita untuk mengeluarkan produk dari kebun atau sawah mereka,” tuturnya.

Selain itu, ia meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kutim untuk saling mengkoordinasi terkait data harga bahan pokok di lapangan. Agar Ketika diminta data oleh Pusat atau Daerah memiliki satu data.

Lebih jauh Ardiansyah bersyukur, bahwa Inflasi di Kaltim tidak tinggi, masih dibawah Pusat, yakni 4,9 persen, sedang di pusat di atas 5 persen.

“Inflasi kita di Kaltim yang juga menajdi rujukan kabupaten/kota karena masih di bawah nasional dan cukup bagus. Saya minta, ini kita pertahankan. Bagaimana caranya kita pertahankan supaya terkendali,” pintanya.

Dikatakan, berdasar data-data komoditas di lapangan, ia mengakui ada yang turun, ada yang naik. Tetapi naiknya pun tidak melampaui batas yang tinggi. Sehingga daya beli masyarakat masih bagus. (Adv)

Print Friendly, PDF & Email