AksaraKaltim – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bontang berencana melakukan pendataan terhadap warga, khususnya warga yang tidak bekerja. Langkah ini diambil Disnaker untuk membuktikan jika kasus pengangguran di Bontang tidak tinggi.
Mengingat Bontang disebut-sebut memiliki kasus tuna karya tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini.
Kadisnaker Bontang, Abdu Safa Muha mengatakan selama ini yang menjadi acuan adalah data dari satu Lembaga yang ada di Kota Bontang.
Menurutnya, data tersebut tidak bisa dijadikan patokan sepenuhnya. Dikarenakan tidak memiliki petunjuk by name by address. Hanya berdasarkkan angka saja.
Oleh karena itu, ia berencana menggandeng salah satu Lembaga swasta ternama untuk melakukan pendataan mandiri.
“Oktober nanti rencananya mulai dilakukan pendataan,” ujarnya, Senin (22/4/2024).
Kata dia, pendataan angka pegangguran nantinya disebut menggukana skema dari rumah ke rumah warga, secara satu persatu. Mengigat beberapa pekerja seperti warga yang bekerja di kafe otomatis tidak terdata di Disnaker Bontang. Karena saat melamar pekerjaan mereka tidak menggunakan kartu kuning.
Melansir dari laman https://simpatiku.bontangkota.go.id/details/113, diketahui jumlah penduduk Bontang pada 2022 lalu sebanyak 185.928 jiwa.
“Makanya sistem pendataan nanti door to door. Biar pasti angka yang didapat,” terangnya.
Diterangkannya, pendataan warga tuna karya di Bontang diprediksi bakal memakan waktu sekitar tiga bulan. Terhitung sejak Oktober sampai Desember mendatang.
Untuk sementara angka pengangguran di Bontang mencapai sekitar 7.300 orang. Namun, diungkap Safa Muha, bila berdasarkan data yang ada di Disnaker angka pengangguran di Bontang hanya berkisar enam ribu sekian.
Pada 2023 lalu, total pencari kerja di Bontang ada sebanyak 8.455 orang. Kemudian yang ditempatkan atau diterima bekerja sebanyak 2.500 orang.
“Jadi enggak mungkin sebanyak itu kan pengangguran di Bontang,” katanya. (Adv)