AksaraKaltim – Menjadi Sekolah Tingkat Pertama (SMP) Negeri 2 Kota Bontang memiliki cara khusus dalam memberikan pengajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Kasi Kurikulum SMPN 2 Bontang, Jumadi mengatakan agar ABK di sekolah mereka mendapatkan pendidikan setara, SMPN 2 Bontang memberikan pembelajaran khusus, menyesuaikan dengan kebutuhan ABK.
Di sekolah tersebut setidaknya terdapat puluhan ABK. Dari total 788 peserta didik yang ada saat ini.
“Di sekolah kami ada 25 anak dengan berkebutuhan khusus,” kata Jumadi.
Dijelaskannya, dalam mengajar anak dengan kebutuhanan khusus, pastinya sewaktu-waktu guru harus memberikan pelayanan khusus bagi mereka. Mengingat setiap anak memiliki kelebihan masing-masing.
ABK yang mengenyam pendidikan di SMPN 2 Bontang dijadikan satu kelas. Sehingga memudahkan guru dalam memberikan pelajaran.
“Mereka memiliki kemampuan berbeda. Ada waktu-waktu di mana guru memberikan pelayanan secara khusus bagi ABK,” ucapnya.
Dari berbagai informasi yang dihimpun, kurikulum untuk peserta didik penyandang disabilitas adalah kurikulum yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, kemampuan, dan keterbatasan peserta didik. Kurikulum ini dirancang untuk memenuhi hak pendidikan penyandang disabilitas yang dijamin oleh negara.
Kurikulum Merdeka yang diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia disebut dapat mewadahi seluruh peserta didik, termasuk anak berkebutuhan khusus. Kurikulum ini sejalan dengan pendidikan inklusif yang mengakomodasi latar belakang anak, termasuk ABK.
Itulah beberapa hal yang bisa diketahui mengenai kurikulum untuk ABK beserta strategi mengoptimalkan pembelajaran untuk ABK. Dengan menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai, serta memanfaatkan kurikulum yang mendukung, pembelajaran bagi ABK dapat dimaksimalkan untuk mendukung perkembangan dan keberhasilan mereka dalam proses pendidikan.
Sementara, tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk mendapatkan pendidikan tanpa memandang kondisi anak. Oleh sebab itu, anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki potensi serta kecerdasan yang patut dikembangkan.
Pendidikan inklusif juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang ramah, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan. Dalam praktiknya, pendidikan inklusif memerlukan adaptasi lingkungan belajar, kurikulum yang disesuaikan, dan keterlibatan semua pihak terkait untuk mencapai tujuan pendidikan inklusif.
Kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan inklusif adalah kurikulum sekolah reguler yang disesuaikan agar sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan kondisi siswa. (Adv)