AksaraKaltim – Beberapa waktu lalu, tepatnya pada Selasa (5/12/2023). Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang panggil Dinas Kesehatan (Dinkes) membahas soal nyamuk Wolbachia.
Dewan juga menyayangkan sikap Dineks yang tidak berkoordinasi lebih dulu sebelum melakukan pelepasan pada September lalu.
Anggota Komisi I DPRD Bontang, Abdul Haris mengatakan beberapa waktu lalu mereka memanggil Dinkes Kota Bontang mengenai isu yang berkembang di masyarakat. Terutama mengenai isu penolakan dan konten-konten hoaks soal nyamuk Wolbachia.
“Itu semua dibantah sama Dinkes. Bahkan katanya ada tokoh-tokoh masyarakat yang digigit nyamuk itu tidak ada masalah setelah beberapa hari,” jelas Abdul Haris.
Kata dia, seharusnya hal-hal demikian bisa dijadikan Dinkes Bontang sebagai penangkal hoaks yang ada di masyarakat. Dengan membuat video tokoh masyarakat mendapatkan gigitan nyamuk Wolbachia. Agar bisa menjadi sarana edukasi di masyarakat. Juga sebagai bukti untuk meyakinkan warga jika nyamuk tersebut aman dan tidak berbaya, seperti isu yang beredar.
“Di masyarakat kan macam-macam kabar hoaksnya, ada yang bilang kalau digigit nyamuk itu bisa radang otak lah dan sebagainya. Kalau ada video edukasi kan mereka akan lebih paham,” terangnya.
Disatu sisi Abdul Haris juga merasa kecewa atas sikap Dinkes Bontang. Karena tidak pernah melibatkan atau membahas lebih dengan Komisi I DPRD Bontang mengenai pelepasan nyamuk Wolbachia di Bontang Utara pada September lalu.
Menurutnya, harusnya dilakukan rapat kerja lebih dulu antara Dinkes dan Komisi I DPRD Bontang sebelum melakukan rilis nyamuk tersebut ke masyarakat.
“Salah satu yang saya sesalkan itu (tidak ada koordinasi). Karena ini kan melibatkan banyak warga tentu akan menimbulkan pro kontra. Bukannya melakukan pelepasan baru ada pembahasan dengan kami. Kan sudah dua bulan, masih saya tunggu data perkembangannya seperti apa,” tandasnya. (Adv)