AksaraKaltim – Keberadaan sistem pembelian Bahan Bakar Subsidi (Subsidi) menggunakan kartu Fuel Card atau My Pertamina dinilai Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Bontang masih memiliki kelemahan.
Anggota Komisi II DPRD Bontang, Nursalam mengatakan sistem tersebut dinilai tidak memberikan perbaikan yang maksimal dari skema manual terdahulu.
Dicontohkan Nursalam, misalkan sebuah kendaraan roda empat, ketika sudah melakukan pengisian BBM subsidi jenis pertalite sebanyak 40 liter. Kemudian besoknya kendaraan dengan plat nomor polisi yang sama masih bisa kembali mengisi pertalite.
“Seharusnya sistem menolaknya. Masa 40 liter habis dalam satu hari. Harusnya Pertamina sudah memikirkan agar di SPBU memiliki sistem yang mampu mendeteksi kendaraan dengan pengisian jumlah besar,” kata Nursalam saat memimpin rapat Komisi Gabungan DPRD Bontang beberapa waktu lalu yang membahas soal keluhan warga terkait sulitnya mendapatkan BBM subsidi.
Kata dia, apabila Pertamina mampu menerapkan sistem yang mampu membaca hal tersebut. Nursalam meyakini, antrean panjang di SPBU yang ada di Bontang tidak akan terjadi lagi.
“Dugaan terjadi kebocoran BBM subsidi bisa saja terjadi. Karena petugas SPBU kan sistem shift. Misal, bisa saja ada yang sudah isi pertalite di shift petugas pagi, begitu sore atau malam orang sama kembali mengisi. Yang tugas selanjutnya kan dia enggak tahu kondisi pagi,” ujarnya.
“Bahkan ada dugaan, kondisi tangki mobil masih penuh, hanya diganti platnya kemudian antre lagi dan masih bisa kembali isi. Harusnya ada sistem yang mengatur supaya tertolak karena isi tangki masih ada. Beda hal dia kuras dulu isi tangki baru antre lagi dengan plat berbeda,” sambung Nursalam.
Perwakilan PT Pertamina Irfan menjelaskan yang menjadi kendala di lapangan adalah ketika kendaraan yang dimaksud berganti plat kendaraan. Beberapa waktu lalu ada kejadian di Kutai Timur (Kutim). Ketika tengah mengante ada kendaraan yang menganti nomor polisi kendaraannya.
“Ketika plat kendaraan diganti, operator SPBU tidak akan tahu apakah kendaraan itu sudah mengisi atau baru mengantre untuk mengisi BBM,” kata dia.
Dengan berganti plat kendaraan, maka disistem tidak akan terbaca apakah kendaraan itu sudah pernah mengisi atau belum. Sistem akan membacanya kembali dari nol.
“Celahnya di situ, jika nomor kendaraannya sama pasti kebaca sistem,” ucapnya. (Adv)