Pola Disdikbud Bontang Kelola Arsip, Bambang: Cintai dan Jadikan Bagian Dari Hidup

AksaraKaltim – Dalam pengelolaan arsip, baik arsip dinamis dan statis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang tidak diragukan lagi. Salah satu pola yang dilakukan adalah menanamkan rasa cinta Arsiparis terhadap arsip.

Arsiparis adalah orang yang memiliki kompetensi dalam bidang kearsipan dan bertugas mengelola arsip dinamis dan statis. Arsiparis juga bertugas untuk membina kearsipan dan menyajikan arsip menjadi informasi.

Arsiparis dapat bekerja di berbagai bidang, seperti lembaga pemerintahan, perusahaan, dan perguruan tinggi.

Kepala Disdikbud Bontang, Bambang Cipto Mulyono menjelaskan maksud dari menanamkan rasa cinta terhadap.Karena arsip bisa menjadi penolong untuk dijadikan bukti, ketika sewaktu-waktu terjadi pemeriksaan atau persoalan hukum. Sehingga arsip harus dijaga dan dirawat dengan baik, agar tidak rusak maupun hilang.

Apalagi pengelolaan arsip yang dilakukan Disdikbud Bontang tidak hanya di OPD tersebut. Tapi juga mencakup seluruh satuan pendidikan di Bontang yang mereka naungi.

Oleh karena itu, sosialisasi pun digencarkan kepada Arsiparis, baik yang berada di OPD Disdikbud maupun satuan pendidikan.

“Arsip bagian dari hidup kami, karena ketika ada masalah arsip bisa membantu. kalau tidak ada arsip kan bingung juga nanti (saat ada pemeriksaan atau persoalan hukum),” ungkap Bambang, Rabu (23/10/2024).

Kata dia, dalam pengelolaan arsip diperlukan inovasi agar memudahkan saat diperlukan, terlebih sekarang sudah berada di era digitalisasi.

Disdikbud Bontang mempunyai tiga program utama pengelolaan arsip, yakni Meningkatkan Kecintaan SDM pengelola arsip, Sharing informasi arsip Satuan Pendidikan (Google Drive) serta Peningkatan Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip.

“Jadi rasa cinta terhadap arsip harus ditanamkan pada masing-masing arsiparis yang ada, baik di dinas dan satuan pendidikan,” ujarnya.

Diketahui, sejak tahun 2019-2021 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Bontang tersebut. Mampu meraih penghargaan juara I dalam ajang Good Archival Governance Awards (GAGAS), yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) sejak 2018 lalu.

Bahkan Disdikbud sempat dilarang ikut ajang tersebut selama dua tahun dan dijadikan role model, bagi OPD lain. Di tahun 2024, meski tidak meraih juara utama namun mereka tetap masuk 10 besar OPD dengan pengelolaan terbaik. (Adv)

Print Friendly, PDF & Email