Sekretaris Komisi I DPRD Bontang Nilai Pelayanan RSUD Taman Husada Kurang Optimal Tangani Pasien

AksaraKaltim – Sekretaris Komsi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Irfan menilai masih kurang optimalnya pelayanan di RSUD Taman Husada.

Irfan menceritakan, awalnya dia dan salah satu rekannya melakukan perjalanan ke Samarinda. Di tengah perjalanan rekannya tersebut mengalami sakit. Kemudian mereka mencari pusat Kesehatan terdekat yang ada di wilayah Sungai Siring, Samarinda.

Singkat cerita kata Irfan, saat berada di pusat Kesehatan tersebut dia hanya menunjukkan KTP rekannya, mereka langsung dilayani serta dilakukan pemeriksanaan kesehatan.

“Jadi saya tanya ada administrasi yang perlu dia urus. Jawaban petugas di sana sudah di cover BPJS kata mereka. Ada dua lokasi rujukan saat itu, Rumah Sakit AWS sama RSUD,” jelas Irfan saat berjalannya rapat antara Komisi I DPRD Bontang bersama pihak klinik dan rumah sakit di Bontang. Senin (4/12/2023).

Setelah kondisi rekannya cukup membaik, mereka pun memutuskan kembali ke Kota Bontang. Begitu sampai di Kilometer 8 poros Bontang-Samarinda kondisi rekannya kembali down. Berkeringat dingin dan seakan tidak sadarkan diri. Sama seperti gejala awal saat menuju Samarinda.

Yang membuat Irfan geram ketika sampai di RSUD Taman Husada, rekannya tersebut bukannya langsung mendapatkan pertolongan. Malah diminta untuk mendaftar dan melakukan scan wajah.

“Seharusnya ditangani dulu ini pasien. Gampang itu urusan daftar. Kalau ada apa-apa sama pasien ini siapa yang mau tanggung jawab,” tegas Irfan.

Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan Kesehatan (Yankes) RSUD Taman Husada, dr Niken mengutarakan permohonan maafnya atas kejadian tersebut dan apabila pelayanan mereka dianggap masih belum maksimal.

Dr Niken menjelaskan untuk pelayanan di IGD RSUD sudah menerapkan sistem digital atau yang disebut sistem tracer. Sehingga terkoneksi pada rekam medis pasien dan BPJS Kesehatan.

Pada sistem tracer maka akan otomatis dipilah apakah kondisi pasien kategori kritis atau tidak. Jadi sebelum pasien mendaftar memang wajib di tracer. Karena ada skor-skor yang akan dikirimkan ke handphone petugas agar dketahui urgensi pasien. Begitu foto pasien masuk ke sistem, maka hal ini yang diperlukan untuk melakukan order. Baik itu order radiologi, lab, resep dan lainnya. Jadi semua berbasis digital

“Mungkin proses ini yang dinilai kurang nyaman saat mendaftar. Saya minta maaf mungkin penyampaian petugas kami kurang koperehensif. Karena memang petugas perlu kecepatan. Sehingga tidak sempat menjelaskan semuanya,” kata dr Niken. (Adv)

Print Friendly, PDF & Email