AksaraKaltim – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU) meningkatkan perhatian mereka terhadap isu perundungan di lingkungan sekolah yang dinilai dapat mengganggu proses belajar dan kesehatan mental siswa. Meningkatnya kejadian perundungan akhir-akhir ini mendorong DPRD untuk mengambil langkah yang lebih tegas dalam menangani masalah ini.
Anggota DPRD PPU, Sujiati, menegaskan pentingnya pengawasan yang lebih intensif baik dari orang tua maupun guru bimbingan konseling (BK) di sekolah dalam melindungi anak-anak dari tindakan perundungan.
“Terkait perundungan ini, selain pengawasan dari orang tua, pengawasan dari guru BK di sekolah juga harus maksimal,” kata Sujiati.
Sujiati juga mendorong para korban perundungan agar berani melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang.
“Kalau ada perundungan, orang tua harus bisa memberikan penjelasan kepada anak. Kalau seandainya mengalami perundungan, anak-anak harus berani melaporkan, bukan membalas, tetapi melaporkan kepada pihak sekolah, terutama guru BK, agar bisa mendapatkan pembinaan di sana,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sujiati menegaskan bahwa perundungan adalah masalah serius yang tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
“Kejadian perundungan ini memang harus mendapat perhatian khusus, enggak bisa dibiarkan karena kalau seperti itu akan berlanjut. Nanti saya akan coba berkoordinasi dengan Didikpora terkait perundungan ini,” ujarnya.
Upaya ini juga melibatkan kerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Didikpora) PPU untuk mencari solusi yang lebih efektif dalam menangani perundungan di sekolah. Para ahli pendidikan mendukung inisiatif ini, menekankan bahwa perundungan dapat membawa dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental siswa.
Dengan demikian, partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk sekolah, orang tua, dan masyarakat luas, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan kondusif bagi perkembangan siswa. (Adv)