Aset Terbengkalai, Syarifudin Desak Pemda PPU Optimalkan Inventarisasi

AksaraKaltim – Anggota DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Syarifudin HR, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi aset-aset pemerintah yang belum terdokumentasi dengan baik dan tidak terkelola secara optimal.

Menurutnya, banyak aset yang dibiarkan terbengkalai tanpa pemanfaatan yang maksimal, sehingga penting untuk segera melakukan pendataan ulang.

“Beberapa kali saya telah membicarakan tentang aset pemerintah. Diperlukan pendataan ulang terhadap aset pemerintah ini, karena banyak di antaranya yang tidak terjaga dengan baik dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan, beberapa di antaranya sudah mengalami kebakaran, seperti yang terjadi di samping Inspektorat,” ujar Syarifudin.

Dia menyoroti betapa mendesaknya kebutuhan untuk melakukan inventarisasi ulang terhadap seluruh aset pemerintah daerah. Beberapa aset yang masih layak pakai, katanya, seharusnya tidak dibiarkan kosong begitu saja, melainkan dioptimalkan penggunaannya.

“Ini adalah suatu keharusan. Saya meminta Pemda PPU untuk segera melakukan inventarisasi ulang terhadap aset-aset ini. Aset-aset yang masih layak dan dapat dimanfaatkan sebaiknya tidak dibiarkan kosong dan terbengkalai,” tambahnya.

Syarifudin mencontohkan lapangan sepak bola sebagai salah satu aset yang dapat direhabilitasi dan dimanfaatkan kembali. Dia menyoroti beberapa insiden sebelumnya di mana aset-aset penting, termasuk lapangan tersebut, terbengkalai atau bahkan mengalami kebakaran.

“Maka dari itu, aset-aset seperti lapangan sepak bola harus ditertibkan kembali melalui pendataan ulang. Sebaiknya aset-aset ini dimanfaatkan kembali, daripada dibiarkan terbengkalai. Kita harus berusaha mengoptimalkannya,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menyarankan agar Pemda PPU segera mengirim surat kepada para pemilik aset yang belum terdata, dengan harapan dapat mencegah risiko seperti kebakaran atau pengabaian aset yang sebenarnya dapat digunakan kembali.

“Aset-aset yang tidak terpakai juga bisa dialihfungsikan untuk kebutuhan lain, misalnya sebagai rumah aman atau rumah singgah. Bahkan, gudang-gudang yang tidak terpakai pun bisa dimanfaatkan kembali,” tutupnya.

Menurut Syarifudin, jika proses rehabilitasi dilakukan secara tepat, aset-aset yang tidak terpakai ini bisa dimanfaatkan kembali dengan lebih hemat biaya daripada harus membangun ulang atau menyewa tempat baru. (Adv)

Print Friendly, PDF & Email