Kemenag Gunakan Metode Imkan dan Wujudul Hilal untuk Tetapkan 1 Syawal

AksaraKaltim – Pemantauan hilal sekaligus sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal atau Idulfitri 1444 Hijriah akan dilakukan pada hari ke-29 ramadan. Atau tepat pada 20 April 2023.

Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Bontang, Hamzah mengatakan dalam penetapan idulfitri, nantinya seluruh organisasi agama Islam akan diundang Kemenag RI. Untuk memutuskan 1 Syawal jatuh pada tanggal berapa di tahun Masehi.

Kata dia, hanya saja keputusan dalam rapat itu nantinya bersifat keputusan pemerintah. Tidak dipungkiri bakal ada masing-masing organisasi yang mengambil inisiatif sesuai ijtihad.

Dari berbagai sumber yang diperoleh ijtihad adalah proses penetapan hukum syariat dengan mencurahkan seluruh pikiran dan tenaga secara bersungguh-sungguh.

“Di Indonesia hal itu tidak dipersoalkan dan diperkenankan. Sebab ijtihad pasti melewati proses dan berbagai kajian. Kalau di sini (Indonesia) ada dua organisasi besar NU dan Muhammadiyah,” ucapnya.

Dijelaskannya, dalam pemantauan hilal terdapat dua metode seperti Wujudul Hilal dan Imkan Rukyat. Dan hasilnya selalu berbeda. Kembali ia menegaskan hal itu bukan menjadi suatu yang perlu dipersoalkan berlebihan.

“Harapannya di tahun ini bisa disepakati bersama. Karena awal puasa kan sama penetapannya. Kalau pun beda nanti saya rasa tidak perlu didramatisir lah,” ujarnya.

“Saling menghormati saja intinya karena perbedaan pemikiran,” sambungnya.

Diungkapkannya, pada umumnya pemantauan hilal akan dilakukan pada hari ke 29 puasa Ramadhan. Apabila pada hari tersebut hilal sudah terlihat maka keesokan harinya sudah masuk bula baru atau 1 Syawal 1444 hijriah. Berarti salat Idulfitri sudah bisa dilaksanakan.

“Bila hilal tidak terlihat maka puasa Ramadan disempurnakan 30 hari. Tahun ini kemungkinan Jumat atau Sabtu pekan depan (21 atau 22 April) Idul Fitri,” pungkasnya.

Print Friendly, PDF & Email