AksaraKaltim – Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) memiliki empat lantai dengan total 1.370 lapak dan kios. Namun sekarang setidaknya ada sebanyak 800 lapak atau kios yang kosong ditinggal pemiliknya.
Kebanyakan pedagang lebih memilih berjualan di bagian gedung pasar induk Bontang tersebut. Ketimbang berjualan di dalam gedung Pasar Tamrin.
“Dinas terkait harus memiliki solusi efektif agar mereka (pedagang) mau kembali berjualan di dalam,” kata Ketua Komisi B DPRD Bontang Rustam.
Kata dia, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Kota Bontang harus benar-benar serius mencarikan solusi terbaik. Misal dengan melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pedagang harus diperkuat.
Karena jika terus dibiarkan maka yang berkembang adalah jual beli di bagian luar Pasar Tamrin bukan di bagian dalam pasar. Imbasnya kedepan tidak menutup kemungkinan pasar induk itu akan terbengkalai nantinya.
“Sekarang saja bisa dilihat kan, hidup segan mati juga tidak,” kelakarnya.
Menurutnya, banyaknya lapak kosong ini dinilai turut berdampak pada pemborosan anggaran perawatan. Belum lagi biaya operasional seperti cleaning service tetap berjalan. Meski pasar tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh pedagang.
Kondisi ini ironis, mengingat desain Pasar Tamrin yang telah dirancang sebagai pasar modern.
Lebuh jauh, Politisi Golkar itu mengimbau agar pengelolaan pasar tak hanya sebatas infrastruktur. Tetapi juga mencakup strategi pembinaan dan pendekatan kepada pedagang.
“Masyarakat dan pedagang juga harus memahami, dibutuhkan kerjasama. Bukan hanya pemerintah saja,” diakhirinya