AksaraKaltim – Kota Bontang sebagai kota pariwisata dan jasa dinilai lebih relevan untuk jangka panjang. Apalagi Bontang memiliki potensi maritim dan kuliner yang khas, seperti Gami Bawis.
Ketua Komisi B DPRD Bontang, Rustam beranggapan sumber daya pariwisata dan jasa tidak akan ada habisnya jika dikelola dengan baik, dan ditunjang infrastruktur yang lengkap.
“Lihat objek wisata di Singapura banyak digandrungi orang. Padahal awalnya mereka hanya dari timbunan, tapi bisa jadi negara maju,” paparnya.
Kata dia, kota industri yang disematkan untuk Bontang dinilai tidak relevan. Saat investor masuk dan membangun pabrik. Memang banyak warga yang diberdayakan bekerja di sana. Namun setelah pabrik selesai dibangun, tidak ada efek lainnya bagi masyarakat Bontang.
“Yang untung hanya investor, buat warga kita apa. Oke, kalau ada yang bekerja di pabrik itu, tapi seberapa banyak sih,” ungkapnya
Belum lagi, kata Rustam, teknologi saat ini semakin canggih. Tidak menutup kemungkinan semua pekerjaan yang ada di pabrik dikerjakan oleh robot atau mesin.
Rustam khawatir, pasca proyek tersebut rampung, hanya sedikit tenaga kerja Bontang yang akan masuk bekerja di pabrik tersebut.
“Ke depan yang kerja pasti banyak robot, manusianya paling berapa,” jelasnya.