AksaraKaltim – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang bakal membentuk tim deteksi dini peserta didik gemulai di sekolah.
Hal ini sesuai dengan instruksi Wali Kota Bontang yang meminta Disdikbud untuk mendata pelajar SD-SMP yang gemulai atau melambai. Mengingat perilaku tersebut dinilai tidak bisa dinormalisasi.
Kepala Disdikbud Bontang, Abdu Safa Muha mengatakan mereka sudah melakukan pertemuan lintas instansi untuk membahas langkah-langkah strategis menghadapi fenomena sosial yang dinilai menyimpang tersebut.
Respons cepat ini, atas perintah Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, yang meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa memperkuat koordinasi lintas sektor. Agar permasalahan sosial dapat menyentuh dunia pendidikan, dan ditangani secara tepat.
Namun, Disdikbud tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan aspek sosial, psikologis, dan pendidikan anak.
Oleh karena itu, pertemuan yang dilakukan fokus mendengarkan saran OPD yang bakal terlibat.
“Kami ingin solusi yang menyentuh akar masalah, bukan sekadar reaksi sesaat,” ujar Safa Muha, Selasa (4/11/2025).
Meski belum ada keputusan final, Disdikbud telah menyiapkan satu langkah lebih maju dengan membentuk tim deteksi dini di lingkungan sekolah.
Tim ini nantinya berfungsi untuk mendeteksi sejak awal potensi perilaku atau gejala sosial tertentu pada peserta didik. Agar dapat dilakukan pembinaan secara tepat tanpa stigma dan diskriminasi.
“Konsep tim deteksi dini sudah kami sampaikan kepada Wali Kota, dan saat ini sedang menunggu persetujuan. Jika disetujui, kami akan terapkan di seluruh satuan pendidikan,” jelasnya.
Safa Muha menambahkan, inovasi tersebut bukan hanya sebatas respons terhadap isu anak gemulai, melainkan menjadi upaya membangun sistem pembinaan karakter yang lebih kuat dan berkelanjutan di dunia pendidikan.
“Kami ingin sekolah tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga menjadi tempat tumbuhnya kepribadian sehat dan seimbang bagi anak-anak kita,” tuturnya.






