AksaraKaltim – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang mencatat ada 8 kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sejak Januari hingga Mei 2023.
Berdasarkan data yang dihimpun, angka tersebut mengalami penurunan dibanding lima tahun sebelumnya. Diketahui, pada 2018 lalu terjadi 14 kasus karhutla yang menghanguskan 29,3 hektar lahan. Sedangkan pada 2019 terjadi 65 kasus karhutla yang menghanguskan 131,65 hektar lahan. Kemudian 2020 terjadi 57 kasus dengan total 83 hekar, 2021 terjadi 14 kasus seluas 8,259 hektar dan 2022 terjadi 13 kasus dengan luasan 29,95 hektar.
“Wilayah mendominasi terjadinya karhutla di Kelurahan Bontang Lestari,” terang Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang, Ambosaka saat ditemui diruangannya, Senin (29/5/2023).
Dikatakan Ambosaka, kasus karhutla di Bontang masih sering terjadi, lantaran dipicu beberapa faktor, yakni cuaca ekstrim serta faktor kesengajaan dan kelalaian masyarakat.
“Selain faktor cuaca. Memang ada beberapa sengaja membakar lahan,” sebutnya.
Meski begitu, pihaknya terus aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat yang banyak beraktivitas di wilayah perkebunan, agar tidak sembarangan membakar lahan. Bahkan BPBD Bontang juga secara berkala terus melakukan langkah-langkah pencegahan persuasif dalam bentuk patroli dengan menemui langsung warga.
“Kami melakukan patroli dan memberikan edukasi warga. Selain itu memasang spanduk larangan membakar hutan. Selain merusak lingkungan warga yang kedapatan membakar dengan sengaja bisa dipidana,” pungkasnya. (Adv)