AksaraKaltim – Tegaskan komitmen dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dorong UMKM binaan kedepankan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam aktivitas sehari-hari. Hal ini menjadi upaya penting Pupuk Kaltim memperkuat kapasitas UMKM, khususnya para pelaku usaha resablon yang memanfaatkan kembali karung bekas pupuk untuk menghasilkan produk bernilai jual.
Penguatan aspek K3 ini bagian dari program Pemanfaatan Kemasan Tersisa dari Karung untuk Inovasi dan Akselerasi (PKT KARUNIA), yang tidak hanya sekadar memanfaatkan kembali limbah karung bekas pupuk, tapi juga membawa misi besar dalam membangun nilai ekonomi baru dari barang yang dianggap limbah, sekaligus menanamkan prinsip keberlanjutan bagi UMKM lokal.
Hal ini melihat masih rendahnya kesadaran akan penerapan prinsip K3 di lingkungan produksi oleh pelaku usaha, sehingga perlu adanya kesinambungan upaya dalam menciptakan UMKM yang tangguh, serta mampu melindungi setiap orang dari risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
“Hal ini bagian dari misi untuk membangun ekonomi sirkular di masyarakat, dengan menciptakan nilai baru dari barang yang semula dianggap tidak bernilai menjadi produk ekonomi baru. Selain juga wujud konsistensi perusahaan dalam mendukung kelestarian lingkungan,” ujar AVP Pembangunan Ekonomi Pupuk Kaltim Irma Safni, saat Sosialisasi K3 dan Lingkungan Hijau program PKT Karunia, Senin (5/5/2025).
Dijelaskan Irma, sosialisasi sengaja digagas untuk menanamkan budaya usaha yang lebih aman, ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi pelaku usaha. Selain juga memastikan seluruh UMKM binaan mampu menjalankan usaha yang tidak hanya berfokus pada produktivitas dan keuntungan, tetapi juga memprioritaskan keselamatan, kesehatan dan kelestarian lingkungan.
Utamanya pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), seperti thinner dan cat bekas dalam proses resablon. Dimana tanpa pengelolaan yang benar, limbah ini dapat mencemari lingkungan, membahayakan kesehatan masyarakat dan berpotensi menimbulkan masalah hukum bagi pelaku usaha, sebagai risiko nyata yang harus diantisipasi serta kelola dengan penuh tanggung jawab.
“Makanya kapasitas pelaku usaha binaan perlu diperkuat, agar tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tapi juga menjadi mitra strategis perusahaan dalam membangun ekonomi daerah yang tangguh dan berwawasan lingkungan,” terang Irma.
Langkah ini sejalan dengan visi Pupuk Kaltim yang selalu menempatkan keberlanjutan di tiap inisiatif yang dijalankan, mengingat kemajuan industri harus sejalan dengan upaya lingkungan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Oleh sebab itu, pelaku usaha binaan diharap mampu memahami dengan baik prinsip dasar K3 secara sederhana, namun efektif dalam mengelola limbah B3. Termasuk berbagai langkah strategis dalam membangun sistem produksi yang aman dan ramah lingkungan
“Melalui program PKT Karunia, Pupuk Kaltim ingin menunjukkan jika pendekatan inovatif dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan. Dimana UMKM diharap mulai menerapkan Sistem Manajemen K3 skala mikro, seperti SOP kerja tertulis, pencatatan insiden kerja, hingga pengawasan bahan kimia yang digunakan,” tambah Irma.
Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Kota Bontang, Muhammad Ridwan, mengatakan pemahaman akan pentingnya K3 sudah sepatutnya menjadi bagian sektor usaha masyarakat, guna mewujudkan iklim usaha yang bertanggungjawab. Pembekalan yang diberikan Pupuk Kaltim bagi pelaku usaha resablon kali ini pun menunjukkan konsistensi perusahaan yang senantiasa mengedepankan K3 dalam operasional, yang turut didorong bagi UMKM binaan secara optimal.
“Pemkot Bontang sangat menyambut positif program ini, karena sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat komitmen Kota Bontang sebagai Kota Sehat yang berkelanjutan di Indonesia. Dimana aspek keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu indikator yang harus dipenuhi dalam aktivitas usaha,” terang Ridwan.
Dirinya berharap, pengetahuan yang dibekali Pupuk Kaltim dapat diimplementasikan dengan baik oleh para pelaku usaha binaan, guna mendorong pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Mengingat resablon merupakan salah satu sektor potensial yang bisa dikembangkan sebagai UMKM unggul dan berdaya saing di Kota Bontang.
“Kami harap ini menjadi perhatian pelaku usaha, dimana K3 penting untuk diterapkan dalam aktivitas, termasuk perhatian terhadap aspek lingkungan yang berkelanjutan,” tambah Ridwan.
Salah satu pelaku usaha Rinto Kusnadi dari Ida Sablon, mengaku sangat terbantu memahami pentingnya aspek K3 dan keberlanjutan lingkungan dalam pengelolaan usaha. Kata dia, bekal yang diberikan Pupuk Kaltim menjadi pengetahuan baru yang siap untuk diterapkan secara konsisten dalam menjalankan usaha resablon.
“Kami selalu didukung Pupuk Kaltim dalam pengembangan usaha, dan kali ini kembali dibekali pengetahuan baru untuk memperkuat kapasitas usaha. Bekal ini sangat berharga untuk kami terapkan ke depannya,” tutur Rinto. (Adv)