AksaraKaltim – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bontang melakukan studi komparatif ke DPK Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kabupaten Sleman, pada 8-9 Juni lalu.
Kepala DPK Bontang, Retno Febriaryanti mengatakan lawatannya ke dua daerah tersebut lantaran memiliki pengelolaan arsip terbaik se-Indonesia.
Seperti Provinsi DIY menduduki peringkat pertama dengan pengelolaan arsip terbaik di Indonesia. Yang menariknya adalah DIY memiliki diorama arsip-arsip statis. Seperti dokumen-dokumen pembentukan Yogyakarta mulai dari zaman kesultanan hingga saat ini.
Kata dia, arsip statis harus dirawat dengan baik. Nantinya, apabila arsip statis sudah waktunya untuk diserahkan ke Lembaga Kearsipan Daerah (LKD) maka wajib diberikan. Dari LKD juga harus benar-benar teliti dalam melakukan penggalian informasi di masyarakat
“Bagus sekali, makanya kami mau lihat dari dekat (secara langsung),” kata dia, Sabtu (10/6/2023).
Pembinaan Provinsi DIY terhadap OPD-OPD dalam pengelolaan arsip juga bisa dikatakan unik dan tegas. Di mana Gubernur DIY akan memberikan reward dan punishment bagi dinas yang terbaik dan terjelek.
Ada enam indikator penilaian yakni perencanaan, pengawasan, aset, penyerapan anggaran, kearsipan dan kepegawaian.
Bagi OPD terbaik, reward yang diberikan adalah tambahan tunjangan kinerja (Tukin) dan bagi dinas yang pengelolaan arsipnya tidak baik maka tukinnya akan dikurangi.
“Jadi diumumkan langsung siapa OPD terbaik dan terjelek. Yang bagus akan dapat tukin tambahan dan yang jelek tukinnya dikurangi. Kalau yang baguskan pastinya jadi bangga, sementara yang jelek pasti akan malu,” jelasnya.
Sementara untuk Kabupaten Sleman, merupakan kabupaten/kota terbaik se-Indonesia dalam pengelolaan arsip. Dengan nilai diangka 95 dalam kearsipan. Oleh karena itu, DPK Bontang juga mengunjungi daerah tersebut.
“Kalau Sleman juga sama diumumkan bupati bagi OPD tertinggi dan terendah dalam pengelolaan arsip. Tapi bedanya tidak ada reward dan punishment,” kata dia.
Diungkapkan Retno, dalam pengelolaan arsip nilai LKD dan OPD harus sejalan. Sebab jika nilai LKD tinggi tapi nilai OPD rendah, maka nilai indek pengelolaan arsip juga akan menjadi jelek. Oleh karena itu, DPK Bontang saat lawatannya ke dua daerah tersebut juga turut mengajak perwakilan masing-masing OPD.
“Makanya OPD-OPD di Bontang kami ajak. Sehingga mereka bisa lihat langsung agar bisa melakukan penataan di tingkat OPD mereka sendiri,” tutupnya. (Adv)