AksaraKaltim – Baut di pelataran Bontang Kuala banyak hilang. Setidaknya ada sekitar 70 baut yang raib. Belum diketahui pasti penyebab hal tersebut terjadi.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi C DPRD Bontang, Alfin Rausan Fikry mengatakan penyelesaian proyek tersebut belum ada setahun. Artinya masih ada masa pemeliharaan.
“Masih ada masa perawatan dan bisa dikomunikasikan (ke pihak yang mengerjakan),” terangnya.
Agar hal serupa tidak lagi terulang. Alfin menyarankan kepada pemerintah, khususnya Kelurahan Bontang Kuala agar meningkatkan pengawasan. Melibatkan perangkat keamanan yang ada di kelurahan, seperti FKPM, RT dan lainnya.
“Tidak menuduh, tapi tidak mungkin bisa lepas kalau tidak ada yang membuka. Masyarakat juga bisa lebih peka terhadap hal-hal yang terjadi,” jelasnya.
Sebelumnya, hilangnya baut di pelataran Bontang Kuala diketahui dari banyaknya pengunjung dan warga sekitar yang mengeluhkan kondisi tempat wisata tersebut.
Staff Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum (Pemtrantibum) Kelurahan Bontang Kuala, Kunsari menduga hilangnya baut dan mur karena ulah oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Panjang baut 20 cm, jadi curiga saya sih ada indikasi oknum tidak bertanggung jawab yang ingin mengambil (mencuri). Apalagi kami juga tidak dapat memantau 24 jam,” terang Kunsari, Sabtu, (14/6) malam.
Menurutnya, hilangnya baut dan mur tentu sangat berbahaya bagi keselamatan masyarakat yang berkunjung di Bontang Kuala. Terlebih, jika pengunjung ramai bersandar di jembatan. Dikhawatirkan bisa membuat batas di pinggir jembatan ambruk.
Oleh karenanya, kata Kunsari, pihaknya akan meningkatkan keamanan dan pengawasan. Sembari menunggu adanya perbaikan di pelataran dan jembatan Bontang Kuala.
Diketahui, pembangunan pelataran wisata Bontang Kuala, hingga kini belum sepenuhnya rampung. Pembangunan tahap pertama baru terselesaikan pada akhir 2024 kemarin. Meliputi pembangunan pelataran Bontang Kuala dengan lebar 32 meter dan panjang sekitar 204 meter. (Adv)