AksaraKaltim – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) membidik investasi untuk mengelola sedikitnya 277 ribu ton sampah yang tidak terkelola per tahun agar dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan.
“Pemerintah provinsi sangat serius mendorong investasi pada sektor pengelolaan sampah, khususnya yang berorientasi waste-to-energy, sebagai solusi strategis mengatasi timbulan sampah sekaligus mendukung bauran energi baru terbarukan,” kata Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Riawati di Samarinda, Minggu, dilansir Antara.
Ia menjelaskan berdasarkan Neraca Pengelolaan Sampah Kaltim tahun 2024, volume sampah tidak terkelola mencapai 277.343,54 ton per tahun. Angka tersebut setara dengan 44,27 persen dari total timbulan sampah tahunan yang mencapai 626.452,54 ton.
Dari sisi pemanfaatan, data menunjukkan fakta yang perlu segera dicarikan solusi. Dari 347.410 ton sampah yang ditangani, pemanfaatan sampah yang diolah menjadi sumber energi baru tercatat 146 ton per tahun.
“Jumlah tersebut sangat kecil dibandingkan sampah yang terolah menjadi bahan baku yakni 101.474 ton per tahun,” kata Riawati.
Padahal, ujar dia, proyeksi timbulan sampah harian di Kaltim pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 2.987 ton dengan total 4,26 juta jiwa di daerah setempat.
Dorongan investasi pada sektor hijau ini sejalan dengan capaian positif realisasi investasi Kaltim pada Semester 1 2025 yang telah menembus Rp43,47 triliun. Pencapaian itu setara 54,43 persen dari target tahunan sebesar Rp79,86 triliun.
Realisasi investasi tersebut mencatatkan penyerapan tenaga kerja 29.650 orang. Kontribusi investasi masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp32,43 triliun atau 74,62 persen.
Salah satu proyek yang kini menjadi fokus utama pemerintah untuk mengubah sampah menjadi energi adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Balikpapan.
Proyek pengelolaan sampah ini akan berpusat di Fasilitas Pengelolaan Sampah Akhir (TPAS) Manggar, Balikpapan. TPAS Manggar pada 2023 telah mengelola rata-rata 412,62 ton sampah per hari.
Ia menyebut proyek WtE Balikpapan ini ditawarkan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership.
“Nilai proyek diperkirakan mencapai 122,75 juta dolar AS dengan periode konsesi selama 23 tahun, termasuk tiga tahun masa konstruksi,” ujar Riawati.
Ia menambahkan proyek ini diprediksi memiliki Tingkat Pengembalian Internal (IRR) sebesar 10,49 persen. Lokasi Balikpapan dinilai strategis karena berdekatan langsung dengan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Realisasi investasi tersebut mencatatkan penyerapan tenaga kerja 29.650 orang. Kontribusi investasi masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp32,43 triliun atau 74,62 persen.
Salah satu proyek yang kini menjadi fokus utama pemerintah untuk mengubah sampah menjadi energi adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Balikpapan.
Proyek pengelolaan sampah ini akan berpusat di Fasilitas Pengelolaan Sampah Akhir (TPAS) Manggar, Balikpapan. TPAS Manggar pada 2023 telah mengelola rata-rata 412,62 ton sampah per hari.
Ia menyebut proyek WtE Balikpapan ini ditawarkan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership.
“Nilai proyek diperkirakan mencapai 122,75 juta dolar AS dengan periode konsesi selama 23 tahun, termasuk tiga tahun masa konstruksi,” ujar Riawati.
Ia menambahkan proyek ini diprediksi memiliki Tingkat Pengembalian Internal (IRR) sebesar 10,49 persen. Lokasi Balikpapan dinilai strategis karena berdekatan langsung dengan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).






