AksaraKaltim – Kebakaran hebat menghanguskan deretan bangunan sewaan di Jalan Poros Anggana, Gang Ulin, RT 21, Desa Sungai Meriam, Kutai Kartanegara, pada Kamis (11/12/2025) siang.
Tiga anak berinisial AFA (6), AR (4), dan NCP (1) ditemukan meninggal dunia setelah terjebak di kamar mandi saat api membesar.
Koordinator Posko Damkar Anggana, Meiry Sulindra, menyebut laporan pertama diterima sekitar pukul 13.10 Wita.
“Laporannya bangunan semi permanen terbakar. Ada 15 pintu rumah sewaan dan dua rumah pribadi terdampak,” ujarnya melansir Kompas.com.
Proses pemadaman berlangsung hampir satu jam dan sempat terhambat oleh minimnya titik air serta banyaknya warga yang berkerumun.
Empat unit mobil pemadam dari Posko Anggana dan satu unit tangki relawan dikerahkan.
“Korban ditemukan setelah api kami kendalikan. Mereka berada di area kamar mandi,” kata Meiry.
Sejumlah warga mengaku tidak sempat mengevakuasi para korban karena api berkobar sangat cepat.
“Kami lihat asap dulu, setelah itu apinya langsung membesar. Mau bantu buka pintu tapi sudah panas sekali,” ujar Rudi, warga sekitar.
Warga lain, Sabirin, mengatakan sempat terdengar teriakan sebelum api membakar bagian atas bangunan.
“Api sudah di atap pas saya datang. Warga cuma bisa siram seadanya,” ujarnya.
Kebakaran dilaporkan pada pukul 13.17 Wita. Tim pemadam tiba delapan menit kemudian, namun akses air terbatas membuat proses pemadaman sulit.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 14.20 Wita, dilanjutkan penyisiran hingga pukul 14.37 Wita untuk memastikan tidak ada titik api tersisa.
Area terdampak diperkirakan mencapai 70 x 100 meter, meliputi bangsal 15 pintu, satu kontrakan, dan satu rumah pribadi.
Lebih dari 15 personel damkar dikerahkan bersama relawan, PMI, Polsek Anggana, dan Danramil setempat.
Penyebab kebakaran masih diselidiki aparat. Dugaan awal mengarah pada korsleting listrik.
“Informasi awal, salah satu peralatan listrik sempat dinyalakan sebelum kejadian. Untuk pastinya masih kami telusuri,” jelas Meiry.
Ketiga korban telah dibawa ke puskesmas untuk pemeriksaan. Pemerintah kecamatan mulai menyiapkan bantuan darurat bagi warga terdampak sambil menunggu pendataan selesai.
“Kami pastikan lokasi aman dan proses pendataan terus berjalan,” kata Meiry.





