Ketua Komisi C DPRD Bontang Sebut Peningkatan Jalan Bontang Kuala Tidak Bisa Tahun Jamak

AksaraKaltim – Komisi C DPRD Bontang menilai perencanaan proyek peningkatan Jalan Pierre Tendean di Bontang Kuala tidak memungkinkan dengan skema jamak tahun atau multi year.

Ketua Komisi C, Alfin Rausan Fikry, menyebut secara waktu pelaksanaan, proyek ini tidak memungkinkan jika tetap menggunakan skema kontrak tahun jamak.

Selain itu, desain awal yang mengusulkan pembangunan jalan layang telah dibatalkan. Pembatalan ini disebabkan oleh proyeksi anggaran yang membengkak signifikan.

Menurut Alfin, pembangunan akses jalan alternatif saja diperkirakan membutuhkan dana minimal Rp12 miliar, yang sebagian besar dialokasikan untuk penimbunan lahan.

BACA JUGA:  Winardi Apresiasi Langkah Pupuk Kaltim Bangun Pabrik Soda Ash

“Angka itu hanya untuk penimbunan jalan alternatif. Sementara masih banyak aspek lain yang juga perlu disiapkan,” jelas Alfin.

Saat ini, Pemkot Bontang memilih untuk mengadopsi salah satu desain milik Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan dari dua opsi yang sebelumnya direncanakan.

Meski Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang telah melakukan komunikasi dengan warga terkait pembebasan lahan, Alfin menilai persoalan lahan masih berpotensi menjadi hambatan.

BACA JUGA:  Pabrik Soda Ash Dibangun di Bontang, Komisi C DPRD Minta Disnaker Berperan Aktif

“Proses penyelesaian lahan tidak sebentar. Bisa saja di kemudian hari muncul persoalan baru,” tambahnya.

Desain yang dipilih menggunakan metode penurapan dinding jalan dengan beton. Tujuannya untuk menghalangi limpasan air laut ke badan jalan saat pasang, dengan dinding yang dibuat lebih tinggi. Namun, struktur jalan tetap tidak akan mengalami peninggian.

“Desain ini dinilai lebih realistis. Kalau menggunakan flyover, permasalahan justru lebih kompleks, termasuk kebutuhan lahan untuk penempatan material yang bisa bersinggungan langsung dengan warga,” jelas Alfin.

BACA JUGA:  Soal Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI, Andi Faiz: Itu Bukan Apa-apa

Trotoar eksisting yang saat ini menggunakan material kayu ulin juga akan dibongkar. Rencananya, trotoar akan dibangun ulang dengan tampilan yang lebih estetis. Proyek ini direncanakan menggunakan skema kontrak tahun tunggal (single year).

“Nominal anggarannya belum final, tapi diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah untuk desain ini,” tutupnya.