AksaraKaltim – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memastikan perayaan Erau tahun ini tetap berlangsung meriah meskipun menghadapi keterbatasan anggaran.
Pembukaan akan digelar di Stadion Rondong Demang pada Minggu 21 September 2025 dan ditutup pada Minggu 28 September 2025.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Thauhid Afrilian Noor, menegaskan bahwa persiapan pemerintah telah matang.
Pihaknya hanya berfokus pada acara di luar Kedaton, sementara prosesi sakral di dalam lingkungan kesultanan sepenuhnya menjadi wewenang pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
“Untuk tarian massal dan pembukaan di Stadion Rondong Demang sudah siap. Begitu juga konsep acaranya yang tetap mempertahankan nilai budaya,” ujar Thauhid pada Jumat 22 Agustus 2025.
Ia menjelaskan, tahun ini akan ditampilkan aransemen baru dari lagu khas Erau yang diciptakan almarhum Ahmad Jambus.
Lagu tersebut sebelumnya sering diputar, namun kini dihadirkan dalam nuansa lebih segar tanpa menghilangkan sentuhan etnik.
“Lagu ini menjadi ikon Erau tahun ini, bahkan akan dibuatkan video klip resmi agar lebih dikenal luas,” kata Thauhid.
Meski menghadapi keterbatasan anggaran akibat defisit daerah yang mencapai Rp955 miliar, pemerintah tetap berkomitmen menyuguhkan acara terbaik. Anggaran Disdikbud bahkan telah mengalami rasionalisasi hingga tiga kali, namun nilai-nilai sakral Erau tetap dipertahankan.
“Rasionalisasi ini tidak menyentuh prosesi adat di Kedaton, sebab itu murni dikelola pihak kesultanan melalui dana hibah,” jelas Thauhid.
Ia menambahkan, pemerintah hanya terlibat dalam kegiatan besar seperti pembukaan, tarian massal, hingga Belimbur. Selain itu, pemerintah juga membantu pengamanan serta mendukung kelancaran ekspo yang akan digelar bersamaan dengan perayaan.
Menurut informasi sementara, sejumlah menteri menyatakan minat untuk hadir dalam perayaan tahun ini. Namun, hingga kini Disdikbud masih menunggu konfirmasi resmi dari pihak kesultanan terkait kehadiran tamu penting tersebut.
“Beberapa menteri sudah menyampaikan keinginan datang, tapi konfirmasi resminya belum ada. Pihak kesultanan yang mengurus langsung hal itu,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kukar, Puji Utomo, menyebut bahwa keterbatasan anggaran berdampak pada beberapa aspek teknis, termasuk kemungkinan pengurangan jumlah penampil dalam acara.
“Adanya rasionalisasi anggaran ini tidak mengganggu komitmen kami untuk tetap menyuguhkan acara yang meriah dan berkualitas,” ucap Puji
Ia menegaskan, pemerintah lebih menitikberatkan pada penguatan konsep visual dan kemasan acara agar perayaan tetap meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat maupun wisatawan.
“Kami tidak sekadar mengejar banyaknya penampilan. Substansi dan nilai budaya justru yang kami prioritaskan agar perayaan ini benar-benar bermakna,” jelas Puji.
Puji juga menambahkan bahwa keterlibatan pelaku seni dan komunitas budaya lokal akan semakin diperbesar. Langkah ini selain menekan biaya, juga memberikan ruang lebih luas bagi seniman Kukar untuk mengekspresikan karya mereka.
“Kolaborasi menjadi kunci penting untuk mengatasi keterbatasan. Dengan melibatkan komunitas lokal, rasa memiliki terhadap perayaan budaya ini juga semakin kuat,” tutupnya.
(NomorSatuKaltim)