Transaksi QRIS di Kaltim Tembus Rp4,13 Triliun pada 2024

AksaraKaltim – Pembayaran nontunai makin digemari masyarakat Kaltim. Utamanya mereka yang tinggal di Balikpapan, Penajam Paser Utara dan Paser. Sepanjang tahun 2024, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Balikpapan mencatat volume transaksi berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mencapai 27.694.128 transaksi dengan nominal transaksi sebesar Rp 4,13 triliun.

Capaian ini mencerminkan peningkatan pesat dalam adopsi pembayaran digital. Sebagaimana disampaikan Robi Ariadi, selaku Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, pencapaian ini merupakan bukti bahwa masyarakat semakin terbiasa dengan sistem pembayaran digital, yang lebih cepat dan aman.

“Kami sangat optimistis dengan tren positif ini. Peningkatan signifikan dalam volume transaksi QRIS di wilayah kami menunjukkan bahwa masyarakat semakin banyak yang beralih menggunakan teknologi pembayaran digital yang memudahkan transaksi sehari-hari,” tuturnya.

Di tingkat nasional, Bank Indonesia menargetkan penambahan 10 juta pengguna QRIS pada 2024, yang akan membawa jumlah pengguna menjadi 55 juta orang. Selain itu, volume transaksi QRIS juga ditargetkan meningkat sebesar 2,5 miliar transaksi dibandingkan tahun sebelumnya.

Robi menambahkan, untuk 2025 target nasional mencapai 6,5 miliar transaksi QRIS dengan total 40 juta merchant yang terhubung. Untuk wilayah Kalimantan Timur, target pengguna QRIS yang baru pada 2024 sebanyak 65.888 pengguna. Dengan demikian, diharapkan jumlah pengguna QRIS di provinsi tersebut mencapai total 791.765 pengguna pada akhir 2024.

Hingga akhir Oktober 2024, tercatat ada 786.149 pengguna QRIS di Kalimantan Timur dan sekitar 48 persen dari total pengguna tersebut berasal dari Balikpapan, Paser, dan Penajam Paser Utara.

Terkait dengan perkembangan merchant, pada 2025, Bank Indonesia menargetkan ada 247 ribu merchant QRIS di wilayah kerja KPw BI Balikpapan. Dengan target volume transaksi yang diprediksi mencapai 30,1 juta transaksi, diharapkan QRIS dapat lebih luas diadopsi di berbagai sektor usaha, dari toko kecil hingga perusahaan besar.

“Melalui pengembangan ekosistem QRIS, kami berharap dapat meningkatkan inklusi keuangan dan mempercepat digitalisasi di Kalimantan Timur, yang akan berdampak pada perekonomian daerah secara keseluruhan,” kata Robi.

(kaltimpost.id)

Print Friendly, PDF & Email