AksaraKaltim – Sebanyak 36.614 warga Bontang terindikasi mengalami gangguan mental. Mirisnya, dari jumlah tersebut sebagian di antaranya merupakan pelajar.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Bahtiar Mabe mengungkapkan, data tersebut terdiri dari 1.163 jiwa penderita depresi, sementara 35.451 jiwa lainnya mengalami gangguan mental emosional.
“Ini termasuk murid sekolah yang terbebani dengan beban sangat berat. Mungkin saat di rumah dibebani pekerjaan yang berat, sehingga menimbulkan stres. Inilah stres yang tidak bisa dikendalikan dan terjadilah depresi,” terangnya.
Selain itu, kata Bahtiar, bullying di lingkungan pendidikan juga menjadi salah satu faktor terjadinya gangguan mental yang menyerang remaja usia sekolah. Oleh karenanya, dalam waktu dekat pihaknya akan menjalankan program mental health and go to school.
“Nanti puskesmas dan Dinas Kesehatan turun ke sekolah untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan jiwa terhadap anak di sekolah,” jelasnya.
“Untuk jadwalnya, bisa setiap bulan turun (ke sekolah). Ini juga salah satu dari program 100 hari kerja wali kota dan wakilnya,” sambungnya.
Bahtiar turut mengimbau seluruh pihak, khususnya tenaga pendidik untuk bersama-sama memantau aktivitas anak di sekolah. Guna menghindari terjadinya bullying yang bisa merusak mental generasi penerus bangsa.
“Dampak dari bullying itu sangat besar dan berbahaya. Mengingat kita akan menuju Indonesia emas 2045, masa hal kayak gini masih dibiarkan,” tandasnya.