Puncak Musim Panas Diprediksi Juni, BPBD Bontang Bakal Gelar Apel Siaga Antisipasi Karhutla

AksaraKaltim – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang ditunjuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Menjadi salah satu daerah di Kaltim bakal akan menggelar Apel Siaga 2023.

Tujuan apel siaga adalah bentuk kesiapan masyarakat dan aparat dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan.

Dalam kegiatan itu juga nantinya bakal ada simulasi penanganan dan antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Agenda tahunan ini rencananya akan dilaksanakan pada Juni mendatang.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Bontang, Ambo Saka mengatakan untuk lokasi digelarnya simulasi mereka masih menunggu surat resmi dari Gubernur Provinsi Kaltim, Isran Noor.

Agenda ini bakal melibatkan lintas sektor, seperti Disdamkartan, Kepolisian, TNI, KPHP, PKT, Badak LNG dan lainnya.

“Kenapa kami gelar di Juni, karena puncak musim panas di bulan itu,” dijelaskannya. Selasa (23/5/2023).

Sementara, terkait terjadinya Karhutla di Januari-April 2023. Kota Bontang mengalami penurunan kejadian. Jika dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama.

Pihaknya juga rutin melakukan patroli dan maupun menemui warga dengan memberikan edukasi agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar. 

“Warga juga rutin kami edukasi. Alhamdulillah kasus Karhutla menurun. Kesadaran warga mulai tinggi,” kata dia.

Sekedar informasi tambahan, menurut  Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

Karhutla adalah keadaan pada yang dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan serta dampak yang merugikan. Berada di kawasan hutan, perhatikan apabila anda melihat rambu yang berarti kawasan tersebut memiliki ancaman atau rawan kebakaran hutan.

Berikut adalah hal yang harus dilakukan pra bencana adalah sebagai berikut: 

-Memberikan peringatan. Masih banyak warga yang tinggal di sekitar hutan yang masih belum mempunyai pengetahuan yang memadai tentang hutan dan menyebabkan kerusakan ekosistem yang fatal

-Masih banyak warga yang membakar rumput saat musim kemarau yang disertai angin kencang. Sehingga penyebaran api akan mudah dan meluas. Sehingga memang perlu memberikan pemahaman kepada masyarakat di sekitar hutan untuk tidak membakar rumput dan puing puing

-Melakukan aktivitas pembakaran minimal dengan jarak yang telah ditentukan. Seperti diketahui, jarak minimal yang harus

diperhatikan untuk melakukan pembakaran terhadap sampah atau puing-puing adalah minimal 50 kaki dari bangunan dan 500 kaki dari hutan. Hal tersebut harus bisa diterapkan oleh warga yang ingin membakar rumput di area hutan

-Pastikan api sudah mati. Sebelum warga pergi meninggalkan tempat pembakaran, sangat disarankan untuk membersihkan area

tersebut dari bahan bahan yang mudah terbakar

-Hindari membakar ketika cuaca berangin. Angin kencang menjadi faktor utama kebakaran hutan semakin meluas. Api akan semakin kencang dan besar dan tentu ini sangat berbahaya.

Sementara saat terjadi bencana Karhutla ini hal yang bisa dilakukan:

-Apabila tidak memiliki kepentingan, jangan keluar rumah

-Tinggal di dalam rumah. Tutup segala akses udara berasap yang bisa masuk ke dalam rumah dan jaga udara dalam ruangan sebersih mungkin

-Menyalakan Air Conditioner (AC) atau filtrasi udara. Jika tidak memiliki AC dan terlalu pengap untuk tinggal di dalam rumah, carilah perlindungan di pusat

-Segera periksa ke dokter bila memiliki gangguan jantung atau paru-paru.

-Cukupi asupan air putih, buah dan makanan bergizi.

-Lindungi lubang pernafasan dengan masker/kain setiap kali beraktivitas di luar ruangan. Gunakan masker N95 untuk perlindungan lebih baik. Cuci tangan dan wajah sesudah beraktivitas di luar ruangan. Bila api terus menjalar, segera laporkan kepada Posko Kebakaran atau pihak terkait. (Adv)

Print Friendly, PDF & Email