AksaraKaltim- Presiden RI, Prabowo Subianto menargetkan 2026, Zero ODOL. Tapi, Kota Bontang sampai kini belum memiliki jembatan timbang.
Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, mendukung intruksi Presiden RI menargetkan Zero ODOL. Dia menegaskan, kepada distributor dan supir angkutan barang agar mengikuti aturan yang berlaku.
AH-sapaannya, juga meminta kepada Dishub (Dinas Perhubungan) Bontang supaya lebih memperketat dan mengawasi kendaran bermuatan yang masuk ke Bontang.
Disisi lain, AH mengakui jika di Bontang belum memiliki jembatan timbang. Maka dari itu untuk pengadaan jembatan timbang di Kota Bontang bakal dibahas kedepannya. Tujuannya untuk keselamatan pengguna jalan lainnya.
“Jalur srategis dipasang jembatan timbang di pintu utama masuk (Tugu Selamat Datang), bakal membuat kajian teknis (pengadaan jembatan timbang),” ucapnya melalui via telepon, Kamis (19/6/2025).
Selanjutnya, Plt Kadis Dishub melalui Sekertaris, Jainuddin menjelaskan mengenai soal ODOL ada dua hal. Pertama, over dimensi dan overload
Over Dimensi adalah truk yang tidak sesuai keadaan standar pabrik, baik dari sisi panjang, lebar dan tinggi. Sementara overload, dimana kendaraan mengangkut muatan melebihi kapasitas kendaraan.
Jainuddin juga mengakui jika di Bontang belum memiliki jembatan timbang. Untuk mengetahui secara pasti kendaraan bermuatan yang masuk ke Bontang.
“Bontang belum punya jembatan timbang, jadi kami (Dishub) tidak tahu berapa beban kendaraan yang masuk ke Bontang,” terangnya.
Kata dia, idealnya untuk pemasangan jembatan timbang di Kota Bontang, berlokasi di dua tempat. Pertama Tugu Selamat Datang Bontang dan Kilometer tiga Loktuan atau Bukit Kusnodo.
“Idealnya (pemasangan jembatan timbang) di selamat datang dan kilo tiga,” katanya.
Dihimpun dari berbagai sumber, panjang jembatan timbang berkisar antara 6 hingga 24 meter, dengan lebar standar 3 hingga 3,4 meter. Harga jembatan timbang berkisar puluhan juta sampai ratusan juta rupiah, tergantung pada spesifikasi dan fitur jembatan.