AksaraKaltim – Ketua Komisi I DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Ishaq Rahman, mengungkapkan permasalahan subsidi bahan bakar yang kerap kali tidak sesuai dengan kebutuhan petani. Ia menyebut bahwa subsidi bahan bakar untuk mesin pertanian sering kali diberikan dalam bentuk merek tertentu yang tidak memberikan hasil maksimal, sehingga mengurangi efektivitas kerja petani di lapangan.
“Selain masalah gas, ada juga subsidi bahan bakar untuk petani yang jadi sorotan. Sering kali, petani mendapat bahan bakar yang mereknya tidak sesuai keinginan mereka,” ujar Ishaq.
Menurutnya, pendistribusian bahan bakar bersubsidi seharusnya melibatkan petani secara langsung untuk memastikan bahwa produk yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka di lapangan.
Ishaq mengungkapkan salah satu contoh kasus di Kecamatan Waru, di mana petani menolak menggunakan bahan bakar bersubsidi dari merek tertentu karena tidak memberikan hasil yang diharapkan.
“Di Waru, ada kasus di mana salah satu produk bahan bakar tidak memberikan hasil maksimal bagi petani, jadi mereka menolak merek tertentu,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa petani kini semakin paham dan selektif dalam memilih bahan bakar untuk mesin mereka. Petani memiliki pengetahuan tentang mana produk yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan peralatan pertanian yang digunakan.
“Petani sekarang pintar, mereka tahu mana produk yang baik untuk mesin mereka. Mereka juga ingin punya pilihan, jangan sampai hanya satu merek yang turun,” tambahnya.
Ishaq menekankan pentingnya fleksibilitas dalam pendistribusian subsidi bahan bakar agar petani dapat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Menurutnya, pemberian subsidi tidak hanya soal ketersediaan, tetapi juga tentang kualitas dan kecocokan bahan bakar dengan alat-alat pertanian yang digunakan. (Adv)