Dugaan Santri Alami Pelecehan di Ponpes, Rusli: Korban Tolong Dilindungi

AksaraKaltim – Rusli anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang menyayangkan atas kejadian dugaan pelecahan kepada satriwati oleh pihak oknum pimpinan pondok pesantren di Bontang.

Rusli menilai, dengan adaya kejadian ini tentu merugikan pondok pesantren lain yang serius membina anak-anak sebagai penerus bangsa.

“Tercoreng semua karena tindakan oknum yang melakukan asusila di pondok pesantren,” ucapnya.

Rusli meminta kepada aparat penegak hukum agar bisa segera mengungkap kasus tersebut. Dia menyarankan, agar korban mendapatkan perlidungan. Sehingga korban tidak mendapatkan intervensi dari pihak mana pun.

“Koban tolong dilindungi. Jangan sampai mereka terima indimidasi,” tegasnya

Adanya kejadian ini tentu sangat disayangkan Rusli. Pasalnya beberapa waktu lalu kejadian serupa pernah terjadi. Pada salah satu ponpes di Bontang Lestari. Dia pun meminta pemerintah bisa bertindak atas kejadian ini.

“Apa-apaan ini, kemana pemerintah. Sudah ada kejadian loh sebelumnya,” terangnya.

Sebelumnya, Salah satu pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Bontang Selatan diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang santriwatinya.

Modusnya terduga pelaku meminta untuk setor hapalan Al Qur’an sekitar pukul 00.00 Wita, apabila setoran ayatnya salah korban diminta untuk memijat pelaku dan hal lainnya.

“Saya sangat sakit hati. Adik kandung saya dibuat seperti ini. Itu ustadz bejat. Adik saya sampai sempat benci Al-Qur’an,” ucap kakak korban. Kamis (30/11/2023).

Pelakukan tidak senonoh terduga pelaku dilakukan sejak Agustus tahun 2022 silam. Kala itu korban masih berusia 17 tahun dan duduk di bangku sekolah kelas dua SMA. Bahkan korban mencatat setiap pelecehan yang dia terima.

Setelah itu baru sang adik memberanikan diri bercerita. Tindakan tercela terduga pelaku sudah berlangsung sejak Agustus 2022 lalu. Saat sang adik berumur 17 tahun dan duduk dibangku kelas II SMA. Bahkan korban mencatat kapan saja aksi pelecehan terjadi.

Pelecehahn yang dialami korban terungkap pada pada Kamis (23/11/2023) lalu, saat korban dilarikan ke salah satu rumah sakit di Bontang untuk menjalani perawatan. Lantaran mengidap sakit asam lambung. Mulanya korban tidak menceritakan kepada siapapun soal kejadian tidak terpuji yang dia terima. Hanya mengatakan kepada keluarganya jika dia tidak betah di pesantren tersebut.

“Saya tahu waktu adik saya dibawa ke RS. Di sana baru saya periksa HP kalau ada bukti screenshot obrolan chat oleh pelaku. Awalnya adik saya hanya mengeluh sudah tidak betah di pesantren,” kata kakak kandung korban. (Adv)

Print Friendly, PDF & Email