Lambatnya Distribusi Perlengkapan Sekolah Gratis Disorot Dewan Bontang

AksaraKaltim – Lambatnya proses distribusi perlengkapan sekolah gratis dari Pemkot Bontang ke pelajar SD dan SMP disorot Dewan Bontang.

Anggota DPRD Bontang, Aloysius Roni menilai lambatnya kinerja pemerintah. Harusnya pembagian perlengkapan sekolah gratis itu dibagikan awal masuk sekolah. Bukan malah dilakukan setelah masa pembelajaran berjalan.

Diketahui tahun ajaran baru dimulai sejak Juli lalu namun sampai sekarang pembagiannya belum juga merata.

“Sebaiknya saat awal masuk dibagikan bukan sebaliknya,” kata dia.

Roni menambahkan, penyaluran seharusnya dipantau ketat sejak awal, dengan memastikan bahwa proses produksi dan distribusi berjalan sesuai timeline yang ditetapkan.

“Perlengkapan harus sudah siap saat siswa masuk sekolah, kalau terlambat seperti ini, perlengkapan yang dibeli orang tua akan jadi tidak terpakai,” ucapnya.

Ia mendesak pemerintah daerah untuk memperbaiki mekanisme distribusi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, serta memastikan perlengkapan sekolah bisa diterima tepat waktu oleh semua siswa.

Sebelumnya, Kepala Disdikbud Bontang, Bambang Cipto Mulyono mengatakan pendistribusian sudah mencapai angka 50 persen. Baju seragam sekolah dengan model batik tersebut langsung dikirim ke masing-masing sekolah.

Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kendala mereka dalam melakukan pengiriman ke sekolah-sekola. Sehingga proses tersebut harus dilakukan secara bertahap.

“SDM kami terbatas jadi memang harus bertahap melakukan distribusinya. Sudah sekitar 50 persen kami distribusi ke sekolah. Prosesnya masih terus berjalan,” katanya saat dihubungi.

Kata dia, apabila ada pelajar yang menerima baju batik dan ukurannya kebesaran maupun kekecilan. Pihak sekolah bisa menukarkan seragam tersebut ke Disdikbud Bontang.

“Kalau ada yang kebesaran bisa ditukar ke kami,” ujar Bambang.

Diketahui, pengadaan seragam batik sekolah tersebut diperuntukkan bagi 33.370 pelajar se-Kota Bontang yang dikerjakan di Malang, Jawa Timur. Dengan nilai Rp12 miliar.

Selain seragam, pengadaan tas sekolah yang dikerjakan di luar daerah ini juga sudah selesai. Anggaran untuk pengadaan tas sekolah sebanyak Rp1,4 miliar untuk 7.747 pcs.

Sedangkan untuk seragam sekolah konvensional juga masih dikerjakan. Kegiatan ini bersumber dari dua mata anggaran. Pertama senilai Rp1,8 miliar untuk 4.707 pasang dan kedua Rp1,7 miliar diperuntukkan bagi 4.427 seragam.

Sedangkan sepatu anggarannya senilai Rp907 juta dengan 33.798 pasang dan Rp853 juta untuk 3.570 pasang. (Adv)

Print Friendly, PDF & Email