AksaraKaltim – Kepala Dinas Pembedayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bonatang, dr Bahauddin menyebut pola asuh orang tua yang kurang baik menjadi salah satu penyebab utama stunting di Kota Bontang.
Diketahui, sampai saat ini kasus stunting di Bontang masih berada diangka 19,6 persen.
Dijelaskan Bahauddin, pola asuh orang tua yang baik dan benar adalah dengan mengkonsusmi makanan bergizi pada masa kehamilan, memberikan anak air susu ibu (ASI) selama dua tahun. Kemudian, selain ASI, anak diberikan makanan tambahan yang bergizi saat berusia 6 bulan.
Olehnya, tim penanganan stunting terus disebar di setiap kelurahan yang ada. Mereka bertugas memberikan sosialisasi rutin bagi warga. Utamanya, terkait pola asuh yang baik.
“Iya, pola asuh salah menjadi salah satu penyebab utama kasus stunting. Makanya, pola asuh harus baik dan benar,” terangnya, Jumat (23/2/2024).
Kata dia, angka stunting berada di 19,6 persen diperoleh usai dilakukannya program timbang yang serentak digelar di 15 kelurahan beberapa waktu lalu. Data anak yang diambil adalah berusia lima tahun ke bawah.
Kendati demikian, Bahauddin tidak ingat persis berapa total anak yang mengikuti operasi timbang saat itu. Namun, dia mengklaim, antusias warga cukup tinggi. Orang tua yang membawa anaknya untuk operasi timbang berkisar diangka 90 persen.
“Data (jumlah) persisnya saya lupa. Tapi, sekitar 90 persen ibu-ibu bawa anaknya ikut operasi timbang,” kata dia.
Dilansir dari situs Kemenkes.go.id, berikut ini adalah beberapa gejala stunting pada anak yang harus diwaspadai oleh para orangtua. Di antaranya adalah:
1. Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda.
2. Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya.
3. Sang anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya.
4. Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk seusianya.